Oleh: Rizki Usmul Azan | April 4, 2020

Catatan tentang tulisan : “MASYA ALLAH INIKAH ARTI QORONA DALAM ALQUR’AN??”

maxresdefaultAlhamdulillah wasshalatu ala Rasulillah, amma ba’d

Ada sebuah tulisan yang beredar luas di medsos/inet bahwa ada kata corona di dalam Al-Quran. Penulis tampaknya begitu bersemangat dalam mencari-cari kata yang terdengar/tertulis mirip dengan corona yang sedang mewabah (pandemi) saat ini. Patut diapresiasi semangat penulis dalam memperhatikan ayat-ayat, tapi mempelajari dan menyiarkan agama apalagi ayat Al-Quran tidaklah cukup bermodalkan semangat melainkan harus dengan ilmu.

Rasulullah ﷺ bersabda: { مَنْ قَالَ فِي القُرآنِ بِرأيِهِ ، فَلْيَتَبوأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ }

“Siapa yang berkomentar di dalam Al-Quran dengan pendapatnya, maka siapkan tempat duduknya di neraka..” [HR An-Nasa’i, At-Tirmizi, Ahmad, At-Tabari, dslb]

Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata :

فمن قال في القرآن برأيه، فقد تكلف ما لا علم له به، وسلك غير ما أُمِر به، فلو أنه أصاب المعنى في نفس الأمر لكان قد أخطأ، لأنه لم يأتِ الأمر من بابه، كمن حكم بين الناس على جهل فهو في النار، وإن وافق حكمه الصواب

“Siapa yang berbicara tentang Al-Quran dengan akalnya (saja, tanpa ilmu), maka sungguh ia telah membebani diri dalam hal yang ia tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Dan ia telah menempuh jalan yang tidak diperintahkan. Kalau ternyata perkataannya itu benar dengan makna yang sebenarnya, maka ia dianggap telah bersalah. Sebab ia tidak menempuh perkara sesuai prosedurnya. Seperti orang yang mengadili antar manusia di atas kebodohan, maka ia akan di neraka, walaupun keputusannya ternyata benar.” [Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah: 13/371]

Setiap ilmu ada pintunya, maka diambil sesuai prosedurnya. Meskipun seorang pencuri berhasil mengambil sebuah benda di dalam rumah, ia tetap bersalah sebab ia mengambil dengan jalan yang salah, yaitu mencuri. Begitu juga dengan tafsir al-Quran, ia didapat dari pintunya yaitu ilmu tafsir. Meskipun seseorang benar dalam berpendapat soal ayat (ini pun kalau ia benar), tetapi jika tidak ditempuh sesuai prosedurnya maka ia SALAH. Sama seperti pencuri tadi.

Adapun ayat dibahas dalam tulisan yang tersebar luas itu adalah terkait QS Al-Ahzab ayat 33 yaitu firmanNya:

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا

 _“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya._” [QS Al-Ahzab: 33]

Mari kita sedikit kupas ayat di atas menurut penjelasan para ahli tafsir, mulai dari linguistiknya, maknanya serta kandungan ayatnya.

Dari sisi ilmu qira’at dan bahasa Arab

Ada dua bentuk bacaan (قرن) pada ayat di atas, jumhur qurra’ membaca ‘qirna’, sedangkan Imam ‘Ashim  عاصمdan Imam Nafi’ نافع  membaca ‘qarna’. Jika dikatakan qirna, berarti dari kataالوقار  al-wiqar yang bermakna سكن tinggal, ini pendapat pertama. Pendapat kedua dari Al-Mubarrad yaitu dari kata القَرار al-qarar yang bermakna ثابت tetap. (lihat tafsir Al-Jami li ahkam Al-Quran, Imam Al-Qurtubi).

Secara jenis katanya, kata (قَرْنَ) ‘qarna’ pada ayat adalah kalimat perintah (فعل أمر) bagi wanita jamak. Huruf ن  adalah nun niswah yangmana bukan termasuk kepada kata asli, sebagaimana nun niswah pada kata ‘tabarrajna’, ‘aqimna’, ‘aatina’, dan ‘athi’na’ yang ada pada ayat tersebut. Sebab memang ayat ini ditujukan kepada wanita muslimah, terutama istri-istri nabi Muhammad ﷺ. Jadi, dari sini sudah jelas, tidak hubungan ‘qarna’ dengan corna atau corona. Itu pemaksaan yang amburadul.

Makna ayat

Ayat ini berbicara tentang adab wanita muslimah, agar mereka senantiasa menjaga kemuliaan diri sesuai dengan tuntunan Islam. Ibnu Katsir menuliskan: “maksud ayat di atas adalah: “Tetaplah/tinggallah kamu wahai para wanita muslimah di rumah-rumah kalian dan jangan keluar rumah kecuali hajat yang penting, dan diantara hajat syar’i yang membolehkan wanita muslimah  keluar rumah adalah pergi ke masjid (menunaikan shalat fardhu)..” [lihat tafsir Al-Quran ‘Al-Azhim, Ibnu Katsir ayat terkait]

Syaikh As-Sa’di menuliskan: “(ayat ini berbicara tentang) Dilarangnya perempuan muslimah keluar rumah tanpa hajat penting, dinilai lebih aman dan lebih selamat bagi mereka, dengan tidak memperbanyak keluar rumah dengan berdandan menor, menarik perhatian sebagaimana adat kebiasaan zaman jahiliyah yangmana mereka tidak mengenal ilmu dan agama. Semua ini dalam rangka mencegah keburukan yang bisa menimpa wanita muslimah dan sebab-sebab yang menghantarkannya.” [lihat tafsir Taysir Al-Karim Ar-Rahman, Syaikh As-Sa’di, ayat terkait]

Jadi, ayat ini tidak ada hubungan dengan isolasi diri di tengah suatu wabah, apalagi wabah covid-19 secara spesifik. Semua ini hanya cocoklogi yang tidak ada landasan ilmiah sama sekali, kebetulan saja ada kata ‘qarna’ yang mirip-mirip dengan corona, dan kebetulan ada perintah tetap dirumah lalu dianggap ini perintah utk mengisolasi diri.

Adapun inti yang disampaikan pada tulisan itu ada benarnya yaitu mengajak masyarakat untuk tinggal di rumah ketika wabah covid ini. Namun tidak boleh memaksakan diri mendatangkan dalil yang jauh istidlalnya (metode pendalilan).

Kita apresiasi semangat penulis dalam mempelajari Al-Quran begitu juga yang mengshare tulisan itu. Namun ingatlah saudaraku, bahwa Al-Quran itu dipelajari dan diajarkan dengan ilmu. Ada banyak disiplin ilmu yang mesti menyokong dalam penafsiran al-Quran, mulai dari ilmu bahasa, riwayat, akidah, kaidah ushul, dlsb yang dimiliki oleh ahlinya (mufassir). Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam menafsirkan Al-Quran, jangan karena situasi tertentu membuat kita mudah terpesona dan kagum, boleh jadi justru membuat kesalahan yang fatal dan dosa besar.

ditulis oleh:
Rizki Usmul Azan, Lc., SP.
S1 Hukum Syariah Islam, Universitas Islam Imam Muhammad Saud
S2 Ilmu Al-Quran dan Tafsir, IIQ Jakarta
[Instagram @azan_ig]


Tinggalkan komentar

Kategori